Broken Home pada Remaja dan Peran Konselor

  • July 30, 2017
  • Abstract Views: 899
  • Downloads: 0
  • Page:
Corresponding Author

Abstract

Families are encouraged by Broken Home circumstances marked by parental divorce, or those who have single parents (Single Parent). At times such as the attention and affection of the parents make the child.Jika already stepped on the teenager can cause a crisis that is usually characterized by the tendency of deviant behavior or mischief. Negative reactions caused by adolescents that can damage the physical and personality. This requires the assistance of teachers Guidance and Counseling to develop Guidance and Counseling services in eradicating students' problems as a result of Broken Home.

 

Full Text:

References

Aisyah, S., & Ag, S. (2015). Perkembangan peserta didik dan bimbingan belajar. Deepublish.

Amin, M. N. (2018). PENCEGAHAN PENGGUNAAN NARKOBA PADA SISWA MELALUI PENDIDIKAN AGAMA. E-Prosiding PKM, 1(1), 189–195.

Anak, A. K. (1995). Psikologi Perkembangan. Bandung: Mandar Maju.

Aroma, I. S., & Suminar, D. R. (2012). Hubungan antara tingkat kontrol diri dengan kecenderungan perilaku kenakalan remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Perkembangan, 1(2), 1–6.

Astuti, M. (2015). Subjective well-Being pada remaja dari keluarga broken home. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Aswida, W., & Syukur, Y. (2012). Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Mengurangi Kecemasan Berkomunikasi Pada Siswa. Konselor, 1(2).

Baskoro, K. (2008). HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIANORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Fadli, H. (2014). MINAT SISWA SMA NEGERI 12 PEKANBARU KECAMATAN TAMPAN DALAM MENONTON BERITA DI TELEVISI. Universitas Islam Negeri Sultan Sarif Kasim Riau.

Fahlevi, M. A. (2016). VIRGINITY VALUE PADA REMAJA PUTRI BROKEN HOME.

Febriany, R., & Yusri, Y. (2013). Hubungan Perhatian OrangTua dengan Motivasi Belajar Siswa Dalam Mengerjakan Tugas-Tugas Sekolah. Konselor, 2(1).

Ifdil, I. (2010). Pendidikan Karakter dalam Bimbingan dan Konseling. Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 10(2), 55–61.

Ikawati, A. (n.d.). KEKERASAN IBU SINGLE PARENTS TERHADAP ANAK.

Indonesia, P. R. (2003). Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Kartono, M. (2005). Perbandingan perilaku agresif antara remaja yang berasal dari keluarga bercerai dengan keluarga utuh. Jurnal Psikologi Vol, 3(1), 1.

Manjorang, A. P., & Aditya, I. (2015). The law of love: Hukum seputar pranikah, pernikahan, dan perceraian di Indonesia. VisiMedia.

Nasution, I. K. (2007). Stres pada remaja. Stres Pada Remaja.

Pebrilian, B. D. (2015). Layanan Bimbingan Pribadi-Sosial Pengaruhnya Terhadap Siswa Broken Home: Penelitian di SMK Bakti Nusantara 666 Jl. Raya Percobaan No. 65 Cileunyi-Bandung. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Prabandani, L., & Santoso, H. P. (2017). The Correlation between The Intensity of Broken Home Family Communication and Peer Group Interaction with Adolescent’s Self Concept. Interaksi Online, 21(1), 1–14.

Pratama, R., Syahniar, S., & Karneli, Y. (2016). Perilaku Agresif Siswa dari Keluarga Broken Home. Konselor, 5(4), 238–246.

Prayino dan Erman Amti. (2004). Dasar- dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.

Rahmi, S., Mudjiran, M., & Nurfahanah, N. (2016). Masalah-Masalah yang Dihadapi Siswa yang Berasal dari Keluarga Broken Home dan Implikasinya terhadap Program Layanan Bimbingan dan Konseling. Konselor, 3(1), 1–6.

Sanusi, U. (2006). Putusnya perkawinan akibat perceraian dan dampaknya terhadap pemeliharaan anak dalam perspektif hukum islam dan undang-undang prkawinan no. 1 tahun 1974.

Sari, A. (2016). Konseling Keluarga untuk Mencegah Perceraian. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 2(1).

Sari, P. P. (2015). Perbedaan Harga Diri Remaja Ditinjau Dari Status Keluarga Pada SMA Al-ULUM Medan. Universitas Medan Area.

Sholiha, T. M., Narulita, S., & Mardhiah, I. (2014). Peran Majelis Dzikir dalam Pembinaan Akhlak Remaja Putri. Jurnal Online Studi Al-Qur An, 10(2), 145–159.

Simanjuntak, B. A. (2013). Harmonious Family: Upaya Membangun Keluarga Harmonis. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sulistiyanto, A. (2017). Broken Home. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Sumantri, M. (2014). Perkembangan peserta didik.

Supratiknya, A. (1995). Mengenal Perilaku Abnormal. Kanisius.

Warga, J. (2014). Optimal control of differential and functional equations. Academic press.

Yunistiati, F., Djalali, M. A. ad, & Farid, M. (2014). Keharmonisan Keluarga, Konsep Diri dan Interaksi Sosial Remaja. PERSONA: Jurnal Psikologi Indonesia, 3(01).

Refbacks

  • There are currently no refbacks.