Bimbingan kelompok dalam pemahaman nilai empati untuk meningkatkan sikap prososial siswa

Abstract

Sebagai makhluk sosial, siswa perlu untuk saling membantu dengan orang lain, salah satunya ia harus mampu menampilkan sikap prososial, agar terciptanya iklim yang baik dalam pergaulan dengan teman sebayanya. Sebagai upaya dalam peningkatan sikap prososial siswa, dalam penelitian kali ini akan digunakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yaitu layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini bertujuan menghasilkan model bimbingan kelompok yang efektif untuk mengembangkan sikap prososial siswa. Metodologi penelitian menggunakan desain eksperimen kuasi two-group pretest-posttest terhadap siswa SMA dengan mengambil populasi penelitian yaitu seluruh siswa dalam satu sekolah yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen prososial. Teknik analisis data menggunakan uji statistik Independent Sample T-Test dengan analisis data prososial siswa sebelum dan setelah mengikuti model bimbingan kelompok
References
  1. Ahmadi, A. (2009). Psikologi Sosial. Rineka Cipta.
  2. Barr, H. (2009). How Adolescent Empathy and Prosocial Behavior Change in The Context of School Culture a Two-Year Longitudinal Study. Adolescent, 44. 176.
  3. Constantinos. (2011). The Relationship Between Bullying, Victimization, Trait Emotional Intelligence, Self Efficacy and Empathy Among Preadolescents. Soc Psychol Educ, 15:41-58.
  4. Creswell, J. W. (2015). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Pearson.
  5. Dinkmeyer, M. (1973). Group Counselling. Peacock Publisher.
  6. Gladding. (2012). Group Work: A Counselling Specialty (Sixth). Pearson Prentice Hall.
  7. Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence. PT Gramedia Pustaka Utama.
  8. Goleman, D. (2000). Working with Emotional Intelligence (terjemahan). PT Gramedia Pustaka Utama.
  9. Hudaniah, T. D. &. (2009). Psikologi Sosial. Universitas Muhammadiyah Malang Press.
  10. Isnandar. (2010). Hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Prososial pada SMAN 1 Purworejo. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
  11. Kartini, K. (2003). Patologi Sosial 2. Raja Grafindo Persada.
  12. Melianasari, D. (2016). Penerapan Layanan Bimbingan Kelompok Melalui Teknik Permainan Simulasi dan Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosi Siswa. Pedagogia, 14(2), 311–317. https://doi.org/10.17509/pedagogia.v14i2.3880
  13. Prayitno. (2004). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil) (Lanjutan). Ghalia Indonesia.
  14. Putu Nopi Sayondari, Ni Nengah Madri Antari, N. D. (2014). Penerapan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi Kelompok untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Bimbingan Dan Konseling, 2 No. 1.
  15. Rahajeng, W. (2018). Perilaku Prososial sebagai Prediktor Status Teman Sebaya pada Remaja. Psikologi Teori Dan Terapan, 8(2): 124-.
  16. Rakhmat, J. (2001). Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya.
  17. Robert Baron, D. B. (2005). Psikologi Sosial. Jilid 2. Alih Bahasa: Ratna Juwita (Kesepuluh). Erlangga.
  18. Romlah. (2001). Teori dan Praktik. Universitas Negeri Malang.
  19. Rusmana, N. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode, Taknik dan Aplikasi). Rizqi Press.
  20. Sarlito Wirawan Sarwono, E. M. (2009). Psikologi Sosial. Salemba Humanika.
  21. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Alfabeta.
  22. Tohirin. (2007). Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Raja Grafindo Persada.
  23. Winkel, W. S., & Hastuti, S. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Media Abadi.
  24. Yusuf Z., L. A. (2012). The Difference Between Prosocial Tendency Regular Classes and Special SMAN 1 and SMAN 3 Semarang. Psikologi, (1), 120-1.