Abstract


Setiap pasangan pernikahan tentunya berharap sekali seumur hidup, akan berbagi suka dan duka bersama, akan berusaha bersama-sama menjalin rumah tangga yang sakinah bahkan akan menghadapi bersama keadaan sulit sekalipun. Namun sesuai Universitas Negeri Padang perkembangan zaman, pernikahan menjadi persoalan yang sangat rumit karena tingginya tingkat perceraian. Perceraian ini rentan terjadi pada pernikahan pasangan usia dini. Masa remaja merupakan masa topan badainya dan gejolaknya stress individu. Oleh sebab itu pengaplikasian terapi naratif secara aktif dan sensitif menyesuaikan praktik dengan mempertimbangkan perbedaan lintas budaya atau konselor yang menerapkan terapi naratif harus memodifikasi dan bahkan terkadang menciptakan bentuk narasi sesuai budaya kliennya.