Kematangan Emosi Pasangan yang Menikah di Usia Muda

  • July 30, 2017
  • Abstract Views: 1209
  • Downloads: 0
  • Page:
Corresponding Author

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena banyaknya pasangan yang menikah di usia muda berakhir dengan perceraian, salah satu penyebab perceraian tersebut dipengaruhi oleh tingkat kematangan emosi pasangan yang menikah di usia muda. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kematangan emosi pasangan yang menikah di usia muda di Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci. Penelitian ini berbentuk deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan yang menikah di usia muda pada tahun 2014 di Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci sebanyak 35 pasangan. Instrumen yang digunakan yaitu instrumen berskala likert. Data diolah dengan teknik statistik menentukan nilai mean, standar deviasi, range, skor dan presentase. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 1) Tingkat kematangan emosi pasangan yang menikah di usia muda berkaitan dengan aspek kontrol diri berada pada kategori cukup 2) Tingkat kematangan emosi pasangan yang menikah di usia muda berkaitan dengan aspek memahami diri sendiri berada pada kategori cukup 3) Tingkat kematangan emosi pasangan yang menikah di usia muda berkaitan dengan aspek kemampuan menggunakan fungsi krisis mental berada pada kategori baik.

 

Full Text:

References

Amanah Saputra. 2010. “Implikasi Pernikahan Dini terhadap Keharmonisan Rumah Tangga”. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Aulia Nurpratiwi. 2010.”Pengaruh Kematangan Emosi Usia Saat Menikah Terhadap Kepuasan Pernikahan pada Dewasa Awal”. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Psikologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2010. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja. Jakarta: Departemen Agama.

Baumeister, R. F. (2002). Yielding to temptation: Self-control failure, impulsive purchasing, and consumer behavior. Journal of consumer Research, 28(4), 670-676.

Bimo Walgito. 2004. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Offset.Chaplin.

J.P. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan oleh Kartini Kartono. 1980. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Daniel Goleman. 1999. Emotional Inteligence. Terjemahan oleh T Hermaya. American: Scientific.

Denich, A. U., & Ifdil, I. (2015). Konsep Body Image Remaja Putri. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 3(2), 55-61.

Elida Prayitno. 2006. Psikologi Orang Dewasa. Padang: Angkasa Raya.

Elizabeth B. Hurlock. 1980. Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi kelima). Terjemahan oleh Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Fowers, B. J. (2001). The limits of a techinical concept of a good marriage: Exploring the role of virtue in communication skills. Journal of Marital and Family Therapy, 27(3), 327-340.

Ifdil, I., Denich, A. U., & Ilyas, A. (2017). Hubungan Body Image dengan Kepercayaan Diri Remaja Putri. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 2(3), 107-113.

Kaplan, C., Alarcón, N., & Moallem, M. (Eds.). (1999). Between woman and nation: Nationalisms, transnational feminisms, and the state. Duke University Press.

Khairani, R. (2008). Kematangan Emosi pada Pria dan Wanita yang Menikah Muda. Fakultasi Psikologi Universitas Gundarma. 1(2), 136–139.

Koerner, F. A. (2002). Understanding family communication patterns and family functioning: The roles of conversation orientation and conformity orientation. Annals of the International Communication Association, 26(1), 36-65.

Larson, R. W., Clore, G. L., & Wood, G. A. (1999). The emotions of romantic relationships: Do they wreak havoc on adolescents. The development of romantic relationships in adolescence, 19-49.

Mudjiran,dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik Bahan Pembelajaran untuk Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah. Padang: UNP Press.

Marwisni hasan. 2012. Konseling Keluarga. Padang: UNP Press.

Nova Annisa., & Handayani, A. (2012). Hubungan Antara Konsep Diri dan Kematangan Emosi dengan Penyesuaian Diri Istri yang Tinggal Bersama Keluarga Suami. Jurnal Psikologi: PITUTUR, 1(1), 53-64.

Nurul Hasanah. 2012. “Pernikahan Dini dan Pengaruhnya terhadap Keharmonisan Keluarga”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga.

Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Prayitno, dkk. 2002. Profesi dan Organisasi Profesi Bimbingan dan Konseling. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Dasar Menengah, Direktorat SLTP.

Prayitno, P. Mungin Eddy, Wibowo; Marjohan, Marjohan; Heru, Mugiharso; Ifdil, I.(2015). Pembelajaran melalui pelayanan BK di satuan pendidikan: pengembangan manusia seutuhnya. Yogyakarta: Paramitra Publishing.

Rabin, C. L. (1996). Equal partners-good friends: empowering couples through therapy.

Psychology Press.Syukri Gozali, dkk. 1983. Nasehat Perkawinan dalam Islam. Jakarta: Kuning Mas Offset.

Terkourafi, M. (2011). From Politeness1 to Politeness2: Tracking norms of im/politeness across time and space.

Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra. 2012. Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara

Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.