Self-acceptance of high school students in Indonesia
-
Published: February 15, 2021
-
Page: 15-23
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kondisi penerimaan diri siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia berdasarkan gender, etnis, jumlah akun media social, dan jumlah pertemanan di sosial media. Jenis penelitian deskriptif dengan sampel penelitian berjumlah 251 siswa yang terdiri dari 31.5% laki-laki dan 68.5% perempuan siswa SMA yang ada di Indonesia. Data dalam penelitian ini berupa data politomi 5-point Likert scale yang dikumpulkan menggunakan instrument self acceptance yang diadopsi dari (Maryam & Ifdil, 2019) yang disesuaikan dengan karakteristik data dan subjek peneltian, instrumen terdiri dari 32 item yang disebarkan secara online. Data penelitian dianalisis mengunakan model Rasch dengan menggunakan variable maps, subtotal specification, and differential item functional. Hasil temuan menunjukkan 18.3% berada pada kondisi penerimaan diri tinggi, 36.6% berada pada kondisi penerimaan diri sedang, dan 45.4% berada pada kondisi penerimaan diri rendah. Selain itu, siswa laki-laki (.58 logit) lebih tinggi penerimaan dirinya dibandingkan dengan perempuan (.51 logit.
References
- Adiansah, W., Setiawan, E., Kodaruddin, W. N., & Wibowo, H. (2019). Person in Environment Remaja Pada Era Revolusi Industri 4.0. Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, 2(1), 47–60.
- Art, G. Y. (2016). Mobile Phone: Sejarah, Tuntutan Kebutuhan Komunikasi, Hingga Prestise. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 15(30), 1–18.
- Bond, T. G., & Fox, C. M. (2015). Applying the Rasch Model, Fundamentals Measurement in the Human Science (3rd edition). New York: Routledge.
- Boone, W. J., Stever, J. R., & Yale, M. S. (2014). Rasch Analysis in the Human Science. Dordrech: Springer.
- Ceyhan, A. A., & Ceyhan, E. (2010). Investigation of university students’ self-acceptance and learned resourcefulness: a longitudinal study. Higher Education, 61(6), 649–661.
- Handayani, M. M., Ratnawati, S., & Helmi, A. F. (2015). Efektifitas pelatihan pengenalan diri terhadap peningkatan penerimaan diri dan harga diri. Jurnal Psikologi, 25(2), 47–55.
- Hurlock, E. B. (2011). Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.
- Ilma, V. A., & Muslimin, Z. I. (2020). Self-Acceptance from Aqidah and Gender Perspectives. In Annual International Conference on Social Sciences and Humanities (AICOSH 2020), 196–199.
- Kim, J., & Lee, J. R. (2011). Facebook paths to happiness: Effects of the number Facebook friends and self-presentation on subjective wellbeing. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 14(6), 359– 364.
- Linacre, J. M. (2011). A User’s Guide to WINSTEPS Ministeps Rasch-Model Computer Programs. https://doi.org/ISBN 0-941938-03-4
- Marwan, M. R. (2016). Analisis Penyebaran Berita Hoax di Indonesia. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma.
- Maryam, S., & Ifdil, I. (2019). Relationship between body image and self-acceptance of female students. Jurnal Aplikasi IPTEK Indonesia, 3(3), 129–136.
- Moningka, C., & Eminiar, P. R. (2020). The Effect of Self-Comparison in Social Media on Self Esteem. In 3rd International Conference on Intervention and Applied Psychology (ICIAP 2019) and the 4th Universitas Indonesia Psychology Symposium for Undergraduate Research (UIPSUR 2019), 383–389.
- Nadkarni, A., & Hofmann, S. G. (2012). Why do people use Facebook? Personality and Individual Differences, 52(3), 243–249.
- Negovan, V., Bagana, E., & Dinca, S. (2011). Gender, age and academic standards of school differences in adolescents’ self acceptance. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 12, 40–48.
- Ogden, J. E., & Evans, C. (1996). The problem of weighing: effects on body image, self esteem and mood. International Journal of Obesity, 20, 272–277.
- Piechowski, M. (2006). Mellow out,” they say. If I only could: Intensities and sensitivities of the young and bright. Madison, W: Yunasa Books.
- Putri, R. K. (2018). Meningkatkan self-acceptance (penerimaan diri) dengan Konseling Realita berbasis Budaya Jawa. Prosiding Seminar Nasional Bimbingan Dan Konseling, 2(1), 118–128.
- Rogers, C. . (1951). Client-centered therapy: Its current practices, implications, and theory. Boston: Houghton Mifflin.
- Sagioglou, C., & Greitemeyer, T. (2014). Facebook’s emotional consequences: Why facebook causes a decrease in mood and why people still using it. Computer in Human Behavior, 35, 359–363.
- Schwab, K. (2016). The Fourth Industrial Revolution. World Economic Forum.
- Simanjuntak, D. F. (2013). Gambaran penerimaan diri dan manfaat pendidikan psikologi pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana. Universitas Indonesia.
- Suprapto, M. H., Sari, M. P., & Nurcahyo, F. A. (2015). Differences in Men’s Body Dissatisfaction Based on the Type of Exercise Motivation. ANIMA Indonesian Psychological Journal, 31(1), 22–29.
- Syahputra, Y., & Erwinda, L. (2020). Perbedaan Nomophobia mahasiswa; analisis Rasch. JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), 6(2), 69–76. https://doi.org/https://doi.org/10.29210/02020616
- Triastuti, E., Adrianto, D., & Nurul, A. (2017). Kajian Dampak Penggunaan Media Sosial bagi Anak dan Remaja. Depok: Pusat Kajian Komunikasi FISIP UI.
- Vogel, E. A., Rose, J. P., Roberts, L. R., & Eckles, K. (2014). Social comparison, social media, and selfesteem. Psychology of Popular Media Culture, 3(4), 206–222.
- Wang, S. S., Moon, S.-I., Kwon, K. H., Evans, C. A., & Stefanone, M. A. (2010). Face off: Implications of visual cues on initiating friendship on Facebook. Computers in Human Behavior, 26, 226–234.
- Yahya, F. (2013). Hubungan penerimaan diri dan motivasi akademik intrinsik pada mahasiswa yang kuliah tidak pada jurusan yang diinginkan. Universitas Indonesia.
- Yusuf, S. (2006). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- ZAP Clinic. (2018). ZAP beauty index,” 2018, ZAP Clinic. Retrieved from zapclinic.com/zap-beauty-index-download website: zapclinic.com/zap-beauty-index-download