Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis subjective well-being pada pasangan yang menikah pada usia dini. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini melibatkan wawancara mendalam dengan pasangan yang menikah pada usia dini untuk menggali pengalaman mereka dalam menjalani pernikahan, tantangan yang dihadapi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan mereka. Subjek penelitian 3 pasangan yang sudah tidak melanjutkan Pendidikan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan mulai dari mereduksi data, menyajikan data serta menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat aspek positif seperti menghindari pergaulan bebas dan keberhasilan dalam merintis usaha, jika dilihat dari aspek negatif dapat berupa perbedaan pendapat yang menimbulkan pertengkaran dari sebuah emosi. Kualitas hubungan, dukungan sosial, kesejahteraan mental, sumberdaya ekonomi, dan kesehatan fisik merupakan faktor-faktor penting yang mendukung subjective well-being. Namun, pasangan usia dini juga menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya pengalaman hidup, beban ekonomi di akibat kan minim nya relasi dan sangat sulit mencari pekerjaan tetapi, kurangnya dukungan sosial, kesehatan mental, dan kesehatan fisik. Penting untuk memberikan dukungan kepada pasangan usia dini untuk membantu mereka mengatasi tantangan dan meningkatkan subjective well-being mereka. Dukungan ini dapat datang dari berbagai pihak, seperti keluarga, teman, komunitas, dan pemerintah.

Keywords


Subjektif well-being, Pernikahan, Usia Dini