Abstract


Pasar tradisional di Manokwari, Papua Barat, menjadi pusat aktivitas ekonomi lokal, khususnya bagi mama-mama Papua yang berperan sebagai pencari nafkah utama keluarga. Namun, ketimpangan kepemilikan komoditas dan akses terhadap sumber daya ekonomi menciptakan kesenjangan daya saing antara pedagang lokal dan pedagang lainnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis ketimpangan kepemilikan komoditas dan mengevaluasi pemberdayaan ekonomi mama-mama Papua. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi lapangan, melibatkan wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Data dikumpulkan dari tiga pasar utama, yaitu Pasar Wosi, Pasar Sanggeng, dan Pasar Borobudur, dengan narasumber seperti pedagang lokal, kepala dinas, dan akademisi. Hasil penelitian menunjukkan ketimpangan kepemilikan komoditas disebabkan oleh keterbatasan modal, teknologi, dan akses jaringan distribusi. Program pemberdayaan pemerintah masih minim dan kurang fokus pada kebutuhan lokal. Penelitian ini menyimpulkan perlunya kebijakan inklusif berbasis kebutuhan lokal untuk mengatasi ketimpangan, melalui dukungan sektor UMKM, pelatihan keterampilan, dan pengembangan infrastruktur pasar. Implikasinya, kebijakan yang terpadu dan berkelanjutan penting untuk memberdayakan ekonomi lokal, menciptakan pasar tradisional yang adil dan inklusif, serta memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat Papua Barat.

Keywords


Behavioral Shift, Traditional Markets, Development Economics, Market Participants, Mama-mama Papua, Economic Empowerment, Indigenous Papuans (OAP)