Abstract


Penelitian ini dilatarbelakangi dari pelaksanaan tradisi tolak bala pada masyarakat Nagari Mandeh yang masih berlangsung di era modern. Selain itu, masyarakat Nagari Mandeh juga mempercayai bahwa bagan yang kosong disebabkan oleh banyaknya “ubili” atau roh jahat yang datang ke daerah Nagari Mandeh sehingga, pelaksanaan upacara tolak bala adalah satu-satunya solusi (preventif) agar malapetaka yang terjadi di daerahnya dapat pergi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi upacara tolak bala pada masyarakat nelayan Nagari Mandeh Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskripsi dengan metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan observasi non partisipan. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan studi dokurnen. Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi upacara tolak bala pada masyarakat nelayan Nagari Mandeh, maka peneliti menggunakan teori AGIL Talcot Parson. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dari kebertahanan tolak bala dapat dilihat dari fakror religi (kepercayaan), pendidikan, dan ekonomi. Tiga faktor tersebut saling mempengaruhi hingga tradisi upacara tolak bala pada masyarakat Nagari Mandeh. Hal ini dapat dilihat pada hubungan masyarakat setempat dengan alamnya yang terjaga sehingga terjadi simbolik mutualisme antara manusia dengan alam.