Revitalisasi Sortali pengantin Batak Karo Sumatera Utara

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui jenis jenis pemakaian busana Adat Karo, 2) Untuk mengetahui pelestarian busana dan aksesoris perkawinan adat Batak Karo yang dilakukan LKP LONARI Medan, 3) Untuk mengetahui proses dan teknik revitalisasi aksesoris Sortali pada busana perkawinan adat Batak Karo yang dilakukan oleh LKP LONARI Medan, dan 4) Untuk mengetahui makna Pemakaian Busana Adat Karo. Hasil penelitian terhadap revitalisasi aksesoris Sortali pada busana perkawinan adat Batak Karo di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa:  1) Perhiasan pengantin Karo berdasarkan jumlah yang dipakai oleh pengantin laki-laki sebanyak 8 motif yang terdiri dari 4 jenis perhiasan yang berbahan kuningan disepuh emas. Perhiasan tersebut adalah Rudang Emas-emas, Sertali layang-layang Kitik, Uis Beka Buluh yang dikenakan di kepala. Kemudian ada 1 jenis perhiasan yang dikalungkan yaitu Sertali Layang Layang Besar dan ada 2 jenis kain Uis Beka Buluh sebagai cengkok-cengkok atau diletakkan pada bahu dengan dilipat membentuk segitiga, Uis Gara-gara sebagai selempang dari bahu kanan ke arah tangan kiri serta ada 1 gelang yang dipakai di tangan yaitu Gelang Sarung. Jumlah perlengkapan yang dikenakan oleh pengantin laki-laki yaitu ada 4 jenis perhiasan yang terbuat dari kuningan sepuhan emas dan ada 4 jenis kain yang dikenakan di kepala, di bahu dan di pinggang; 2) Upaya yang dilakukan oleh LKP LONARI untuk melestarikan busana pengantin adat Batak Karo adalah menentukan kriteria hal yang akan dilakukan revitalisasi pada aksesoris Sortali, memberikan penilaian terhadap hal yang akan direvitalisasi pada aksesoris Sortali, melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan hasil dari revitalisasi yang telah dibuat dengan membuat rancangan dari sistem yang akan direvitalisasi dan Pengelompokan kegiatan, 3) Proses dan teknik revitalisasi pada aksesoris Sortali pada busana perkawinan pengantin adat Batak Karo yang dilakukan oleh LKP LONARI Medan diantaranya : membuat Konsepsi revitalisasi, mengindikasi revitalisasi yang mempengaruhi vitalitas hal yang belum terbedaya seperti mengalaminya penurunan fungsi hal yang harus diberdayakan lagi, mengindikasikan revitalisasi seperti fungsi, dan pemanfaatan revitalisasi tersebut, serta peningkatan kegunaan hal yang akan direvitalisasi, 4) Selain itu, perlu adanya regenerasi dalam memodernisasikan pakaian Batak Karo untuk menarik minat generasi muda dalam menggunakan pakaian adat dengan tidak mengurangi ciri khas dari pakaian adat itu sendiri.
Keywords
  • Tradisi
  • Aksesories Pemgantin Adat Karo
  • Etnis Adat Karo
References
  1. Ade Aprilia Tambunan, Icah. (2013). Tata Rias Pengantin SUMATERA UTARA. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  2. Arihta, T., & Saftyaningsih, K. A. (2013). Eksplorasi Visual Kain Tradisional Uis Gara pada Produk Busana Siap Pakai Wanita. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa Dan Desain, 2(1), 1–6.
  3. A.G. Sitepu. (1998). Mengenal Seni Kerajinan Tradisional Karo Seri: B. Medan: Ulih Saber.
  4. Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
  5. Bangun, R. (2006). Mengenal Suku Karo. Jakarta: PT. Kesaint Blane Indah.
  6. Br.Ginting, Lisa Septia Dewi & Pulungan, Rosmilan. (2019). Makna Warna Dalam Uis Karo. Prosiding Seminar Nasional & Expo II Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Universitas Muslim Nusantara AL-Washliyah Medan.
  7. Choerunnisa, A. (2019). Lunturnya Budaya Bangsa Akibat Globalisasi. In researchgate. net.
  8. Darwan, Prinst. (2004). Adat Karo. Medan: Media Perintis.
  9. Gintings, Perdana. (1989). Masyarakat Karo Dewasa ini: Hasil Rumusan Sarasehan Budaya Karo. Untuk Kalangan Sendiri.
  10. Ginting, Sri Ulina Beru & Sadikini, Muhammad Ali. (2018). Analisis Semiotik Pada Pesta Perkawinan Adat Karo Langkat (Kajian Semiotika Sosial). Jurnal Serunai Bahasa Indonesia Vol.15, No.2, Agustus 2018 e-ISSN 2621-5616.
  11. Ginting Suka, Sada Kata. (2014). Ranan Adat. Jakarta: Yayasan Merga Silima.
  12. Ginting, Krisna, Wesnina & Harsuyanti R.L. (2018). Perspektif Generasi Muda Suku Karo Terhadap Kain Tradisional Suku Karo: Sebuah Analisis. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains dan Humaniora Vol 4(1), h.10-18. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPPSH
  13. Karya, Jon. (2019). Perkolong-kolong dalam Upacara Perkawinan pada Masyarakat Karo: Analisis Penyajian, Fungsi, Dan Makna Tekstual. (Tesis), Program Studi Magister Penciptaan dan Pengkajian Seni, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Medan.
  14. Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
  15. Nursetiawati, Sitti, Jenny Sista Siregar, and Dian Pertiwi Josua. "THE NEW IMPLEMENTATION OF URBAN WEDDING DURING THE COVID-19 PANDEMIC IN IMPROVING FAMILIES’ ENVIRONMENTAL ADAPTATION." Journal of Positive Psychology and Wellbeing 6.1 (2022): 2283-2292.
  16. Pinem, Mbina. (2013). Perubahan Kerja Adat Pada Upacara Perkawinan Adat Karo (Suatu Studi Pada Masyarakat Karo Baluren, Desa Palding Jaya Sumbul Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi). Jurnal JUPIIS Volume 5 Nomor I Juni 2013.
  17. Santoso. (2010). Teori-teori psikologi sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
  18. Sembiring, D. O. B. (2022). The Description of Rakut Sitelu in Karo Ethnic. Universitas Sumatera Utara.
  19. Siagian, N., Barus, A., & Ginting, R. (2021). Fungsi dan Makna Uis Kapal dan Uis Nipes dalam Masyarakat Karo: Kajian Semiotik. JURNAL SYNTAX IMPERATIF: Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 2(5), 488–500.
  20. Simarmata, J., Hanum, R. A., Situmorang, D., Sitorus, M., Lubis, R. A., Fazila, N., Fadilah, N., Paramita, K., Hasibuan, K. N., & Sembiring, R. S. (2020). Elemen-Elemen Multimedia Untuk Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.
  21. Simarmata, J., Hanum, R. A., Situmorang, D., Sitorus, M., Lubis, R. A., Fazila, N., ... & Irma, I. (2020). Elemen-Elemen Multimedia Untuk Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.
  22. Sinuhaji, Minah. (2013). Pelestarian Adat Dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Batak Karo Sebagai Atraksi Wisata Dalam Menunjang Kepariwisataan Di Kabupaten Daerah Tingkat II Karo. Jurnal Geografi ISSN 2085-8167 Vol 5. No.1 – 2013.
  23. Sitepu, Septyani Emlita & Ardoni. (2019). Informasi Budaya Suku Karo Sumatera Utara. Program Studi Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 8, No. 1, September 2019, Seri E
  24. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
  25. Susiati, S. (2020). Pentingnya Melestarikan Bahasa Daerah. LawArXiv.
  26. Tarigan, Sarjani. (2009). Lentera Kehidupan Orang Karo dalam Berbudaya. Medan : Si BnB Press.
  27. Tarigan, B. (2017). Karya Rakut Sitelu. Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian Dan Penciptaan Seni, 12(1), 11–16.
  28. Tarmizi, R. (2018). Konseling Multibudaya dan kearifan lokal Suku Karo Sumatera Utara dengan Pendekatan Realitas. Prosiding Seminar Nasional Bimbingan Dan Konseling, 2(1), 435–444.