Komunikasi visual multikultural ornamen bangunan bangsal kencana keraton Yogyakarta

Sri Wahyuning Septarina (1), Eko Wahyu Sentavito (2),
(1) Universitas Pembangunan Jaya  Indonesia
(2) Universitas Pembangunan Jaya  Indonesia

Corresponding Author


DOI : https://doi.org/10.29210/020243370

Full Text:    Language : en

Abstract


Yogyakarta disebut sebagai miniatur Indonesia, memiliki cerita historis yang panjang sejak dibangunnya bangunan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat (Keraton Yogyakarta) dua setengah abad lalu. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan menjelaskan tentang bagaimana mengkomunikasikan pesan visual multikultural yang disampaikan melalui ornamen pada Bangsal Kencana, Keraton Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan sejarah dan budaya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui metode wawancara, observasi (pengamatan), dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama, ornamen bangunan Bangsal Kencana dipengaruhi oleh identitas visual yang hadir karena relasi kuasa Sultan sebagai Raja. Kedua, sudut pandang makna pada setiap ornamen dipengaruhi karena perbedaan keberagaman budaya yang hadir. Ketiga, kehadiran ornamen tidak terlepas dari kondisi sosial budaya pada masanya. Saran terhadap penelitian ini adalah (1) Perlu adanya regenerasi pengetahuan dalam menggambarkan komunikasi visual multikultural melalui ornamen, (2) Upaya bersama agar bukti sejarah dalam bentuk naskah, dokumen dan manuskrip yang tersimpan di berbagai perpustakaan dapat kembali ke Indonesia.

Keywords


Komunikasi Visual, Ornamen, Multikultur, Bangsal Kencana, Keraton Yogyakarta

References


Dewantara, K. H. (1977). Bagian Pertama Pendidikan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1, 215.

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayaan), D. I. Y. (2021). Kraton: Bangsal Kencana. Jogja Cagar. Https://Jogjacagar.Jogjaprov.Go.Id/Detail/156/Gedhong-Prabayeksa-Dan-Bangsal-Kencana-Kraton-Yogyakarta

Dinas Kebudayaan, D. I. Y. (2021). Profil Yogyakarta City Of Philosophy.

Dorno, J. (2014). Bentuk Dan Makna Simbolik Ornamen Ukir Pada Interior Masjid Gedhe Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.

H. J. Wibowo, dkk. 1998. Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1998).

Ismunandar, K. (1993). Joglo Rumah Tradisional Jawa. Dahara Prize Percetakan Dan Penerbitan. Semarang.

Izzati, H., Andiyan, A., & Aldyanto, I. (2021). Akulturasi Lintas Budaya Islam, Barat, Dan Nusantara Di Masjid Cipaganti Bandung. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan, 16(2), 111–124.

Kholis, N. (2019). Objek Baru Kajian Living Quran: Studi Motif Hias Putri Mirong Pada Bangunan Keraton Yogyakarta. Aqlam: Journal Of Islam And Plurality, 4(1).

Krislianggi, R. (2019). Perkembangan Tata Ruang Dan Massa Pada Arsitektur Keraton Yogyakarta.

Leon, Y. (2022). Mengungkap Filosofi Dan Ornamen Pendopo Agung Royal Ambarukmo. Harian Jogja. Https://Jogjapolitan.Harianjogja.Com/Read/2022/07/22/510/1106820/Mengungkap-Filosofi-Dan-Ornamen-Pendopo-Agung-Royal-Ambarrukmo

Mccall, D. F. (1980). Radcliffe-Brown Vs. Historical Ethnology: The Consequences Of An Anthrolopogical Dispute For The Study Of Africa’s Past. The International Journal Of African Historical Studies, 13(1), 95–102.

Nizam, A., & Gustami, S. P. (2018). Eksistensi Ragam Hias Sulur Gelung Teratai. Journal Of Urban Society’s Arts, 5(1), 37–48.

Nurhajarini, D. R. (2018). Mangkubumi Sang Arsitek Kota Yogyakarta. Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah Dan Budaya., 19(1), 75–92.

Profilbaru, T. (2016). Bangsal Kencono. Profilbaru.Com. Https://Profilbaru.Com/Bangsal_Kencono

Raffles, T. S. (2019). The History Of Java.

Sanyoto, S. E. (2010). Nirmana: Elemen-Elemen Seni Dan Desain. Jalasutra.

Setiawan, M. Nur Kholis. 2008. Al’Qur’an Kitab Sastra Terbesar. Yogyakarta: Penerbit Elsaq.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung: Cv Alfabeta.

Sunaryo, A. (2009). Ornamen Nusantara: Kajian Khusus Tentang Ornamen Indonesia. Dahara Prize.

Supriyanto, S. (2015). Sang Amurwabumi Sebagai Simbol Legitimasi Sultan Hamengku Buwana X. Gelar: Jurnal Seni Budaya, 13(1).

Suryana, C. (2018). Makna Simbolik Dan Wujud Estetik Naga Dalam Kebudayaan Jawa. Artic, 1(2), 83–91.

Suwito, Y. S. (2017). Sejarah Berdirinya Kasultananan Ngayogyakarta Hadiningrat (5th Ed.).

Teras Malioboro. (2022, August 11). Keraton Yogyakarta. Teras Malioboro. Retrieved October 25, 2023, from https://terasmalioboro.jogjaprov.go.id/2022/08/11/keraton-yogyakarta/

Tim Ahli Cagar Budaya, D. I. Y. (2020). Penetapan Gedhong Prabayeksa Dan Bangsal Kecana Kraton Yogyakarta Sebagai Bangunan Cagar Budaya.

Wardani, L. K. (2012). Planologi Keraton Yogyakarta. Https://Repository.Petra.Ac.Id/17169/1/2009-Planologi_Keraton_Yogyakarta.Pdf


Article Metrics

 Abstract Views : 234 times
 PDF Downloaded : 0 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.