Konsep diri anak jalanan

  • July 22, 2017
  • Abstract Views: 77
  • Downloads: 0
  • Page: 14-19
Corresponding Author

Keywords:

konsep diri; anak jalanan

Abstract

Sampai dewasa ini sebagian besar anak jalanan bekerja sebagai pengamen, menyemir sepatu, mengasong, menjadi calo, menjajakan koran atau majalah, mengelap mobil, mencuci kendaraan, menjadi pemulung, menjadi kuli angkut, menyewakan payung, menjadi penghubung atau penjual jasa alasannya karena kesulitan ekonomi untuk mencari uang tambahan dan juga untuk rekreasi. Pendidikan orangtua anak jalanan rata-rata hanya tamat sekolah dasar dan bekerja disektor marjinal seperti buruh dan pada bidang jasa seperti tukang ojek ataupun kuli angkut. Konsep diri anak jalanan menyangkut karakter pribadi ,penampilan fisik, hubungan dengan orang tua, teman sebaya, umum dan sikap jujur dan percaya dan hubungan dengan Tuhan cenderung positif .artinya sebagian anak jalanan melihat dirinya cenderung positif. Namun konsep diri menyangkut kestabilan dan emosi yang dimiliki anak jalanan cenderung sedang, anak jalanan  mengakui kondisi mereka yang sering labil. Ada perbedaan konsep diri anak jalanan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi yang mereka miliki seperti usia, jenis kelamin dan alasan turun kejalan, namun tidak ada perbedaan konsep diri berdasarkan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan mereka. Konsep diri anak jalanan cenderung negative ternyata belum muncul dalam usaha mereka untuk memperbaiki diri dalam memilih pekerjaaaan dan berhubungan dengan oranglain yang tidak bekerja sebagai anak jalanan ataupun orang lain yang tidak senasib dengan mereka.

Full Text:

References

Baron, R. A. & Bryne, D. (2004). Psikologi Sosial Jilid 1 (penerjemah: Djuwita, R, dkk). Jakarta: Erlangga.

Badan Kesejahteraan Sosial Nasional (BKSN). (2000). Modul Pelatihan Pimpinan Rumah Singgah. Jakarta: Direktorat Kesejahteraan Anak,Keluarga dan Lanjut Usia Deputi Bidang Peningkatan KesejahteraanSosial.

Burns. R. B. 1993. Konsep diri (Teori, pengukuran, perkembangan dan perilaku) (Alih Bahasa: Eddy). Jakarta: Arcan.

Departemen Sosial RI. (2008). Intervensi Psikososial.

Departemen Sosial RI. (2002). Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan Melalui Rumah Singgah.

Departemen Sosial RI. (2005). Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Jalanan.

Departemen Sosial Republik Indonesia. 2004. Standard Pelayanan Anak Jalanan melalui Rumah Singgah. Jakarta : Departemen Sosial Republik Indonesia

Elida, Prayitno. (2006). Psikologi Perkembangan Remaja. Padang:BK FIP UNP

Hurlock, Elizabeth B, (1990). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepajang Rentan Kehidupan. Alih Bahasa : Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga

Mudjiran dkk. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Padang: Proyek Pebinaan Tenaga Kependidikan

Muslim , Mudaris & Siti Mardiyati. (2004). Identifikasi Problem Pribadi dan Konsep Diri Anak Jalanan yang Belajar di SD dan SMP. FKIP Universitas Sebelas Maret.

Prayitno, E. (2006). Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya

Santrock, J. W. (2009). Adolescence: Perkembangan Remaja Edisi keenam. (penerjemah Adelar, S. B. Saragih). Jakarta: Erlangga

Sarlito Sarwono. (2011). Psikologi remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sarlito Sarwono dan Eko A. Meinarno. (2000). Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humannika.

Shalahudin, Odi. ( 2000). Anak Jalanan Perempuan. Semarang: Yayasan Setara

Shelley, dkk. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana.

Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Remaja Rosdakarya: Bandung

Suparlan, Parsudi. (1984). Masyarakat: Struktur Sosial dalam manusia Indonesia Individu Keluarga dan Masyarakat. A.Widjaya: Akademi Persindo.

Surbakti, dkk. (1997). Prosiding Lokakarya Persiapan Survey Anak Rawan: Study Rintisan di Kotamadya Bandung. Jakarta: Kerja Sama BPS dan UNICEF.BKSN (2000: 61-62

Refbacks

  • There are currently no refbacks.